Buka SS Sinode GMIT, Menkopolhukam: Gereja Jangan Berpolitik

Ba,a, Savanaparadise.com,- Menteri Koordinator Politik, Hukum dan Keamanan (Menkopolhukam) Luhut Binsar Panjaitan mengingatkan para pimpinan Gereja untuk tidak boleh ada ambisi-ambisi politik yang dimasukan dalam Gereja.

“Gereja itu perannya bukan untuk berpolitik, gereja adalah perpanjangan tangan Tuhan, dan harus membawa persatuan yang lurus dan utuh untuk umatnya sehingga jemaatnya menjadi lentera pembangunan dimana saja di seluruh pelosok Indonesia,” kata Menkopolhukam Luhut Binsar Panjaitan ketika mewakili Presiden RI Jokowidodo dalam membuka acara Sidang Sinode gereja Masehi Injil di Timor (GMIT) ke 33 di Bumi Tii Langga kompleks perkantoran Baa Kabupaten Rote Ndao, Provinsi NTT, Minggu (20/9/2015).

Bacaan Lainnya

Menko Luhut mengatakan, pemerintah dibawah kepemimpinan Presiden Jokowidodo bertekad untuk terus membangun kebersamaan yang kokoh yang tidka hanya dipermukaan saja. “Dan Bapak Presiden kita sagat berani mengatakan iya dan berani menyatakan tidak jika manakala ada hal-hal yang berkaitan dengan NKRI,” katanya.

Itu pasalnya, ia meminta gereja untuk berperan menyatukan seluruh umat. Dan, GMIT menjadi oraganisisi yang sudah tua dan sangat diharapkan untuk bisa memaninkan peran pemersatu. Tidak hanya itu, ia juga mengharapkan agar Gereja mampu bekerj mencerdaskan jemaat. “Saya harap dalam Sidang Sinode GMIT ke 33 ini harus bisa dikedepankan agenda ini dan Sinode GMIT haras punya warna agar para Pendeta bisa mencerdaskan para jemaat, dan tidak hanya berkhotba di mimbar saja,” katanya.

Menurut Menko Luhut, Gereja harus memainkan peran mendidik. “Gereja jangan hanya mau bertikai di dalam. Saya senang karena sejauh yang saya pantau GMIT merupakan organisasi Gereja yang tua yang masih bersatu, jangan ikut-ikutan seperti HKBP,” ujarnya.

Menko Luhut mengaku terpukau dengan potensi pulau Rote yang berada di Selatan NKRI.

“Dari atas saya lihat Pulau Rote sangat indah, dan pemerintah mencanangkan pariwisata menjadi pusat penerimaan bangsa. Sehingga pembangunana infrastruktur pariwisata menjadi sangat penting sehingga saya berharap, NTT didorong agar pariwisatanya lebih bagus lagi. Saya lihat pulau-pulau kecil diskitar Rote indah sekali,” katanya.

Dia menyebutkan, perkembangan ekonomi harus didiukung oleh mental manusianya, dan peran gereja sangat penting. “Saya ingin melihat bahwa Rote ini menjadi pusat wisata yang bagus, juga dengan hasil rumput laut yang besar yang bisa menjadi industri. Juga perikanan, serta pertanian berkembang disini sehingga daerah ini menjadi lebih makmaur. Dan, para Pendeta menjadi kunci untuk menyebarkan pendidikan,” katanya.

Ketua Sinode GMIT Pdt. Robert Litelnoni dalam suara gembalanya mengatakan, Sidang Sinode GMIT merupakan momentum empat tahunan yang mengumpulkan semua majelis klasisi, majelis jemaat, dan majalesi sinode untuk mengefaluasi pelayanan yang sudah dilaksanakan selama empat tahun. “Momentum ini juga sebagai wadah untuk bermusyawarah dan mengamnbil keputusan startegis untuk perjalanan GMIT kedepan,” katanya.

Dikatakannya, Gereja saat ini selalu berhadapan dengan dinamika kehidupan yang menutut Gereja untuk memberikan kontribusi yang berarti bagi masyarakat.

Dalam konteks NTT, kata dia, berbagai masalah saat ini yanhg juga menjadi ,masalah nasional seperti kemiskinan, pendidikan, kesehatan, human trafcking, TKI/TKW, kekersana tarhadap anak dan perempuan, pengelolaan sumber daya alam dan lingkungan hidup, serta korupsi dan ketidakadilan adalah bagian dari tugas dan penggilan Gereja yang tidak bisa diabaikan.

“Kita tidak bisa berjuang sendiri mengahadapi persoalan jemaat, tetapi kita perlu sehati dan bergandengan tangan dengan berbagai pihak termasuk pemerintah untuk mengatasi persoalan itu. Untuk bapak Persiden, kami berdoa kiranya beliau dapat berkujung ke daerah yg paling Selatan ini yang menjadi pintu gerbang NKRI,” katanya.

Ketua Umum Panitia Ibrahim Agustinus Medah mengatakan, kerukunan hidup di NTT terbina sudah sejak dahulu dan sudah berjalan bertahun-tahun lamanya yang patut dijadikan contoh kerukunan di Indoensia.

“Di Rote Ndao dan bahkan di daerah-daerah lain di NTT bangunan Gereja berhimpitan dengan banguann Masjid. Dalam acara pembukaan ini Umat Isalam dan Umat dari gereja Katolik turut serta dalam tarian-tarian dan paduan suara. Jika semua umat beriaman meskipun berbeda namun hidup rukun maka Tuhan akan memerintahkan berkat-berkat-Nya,” kata Medah.

Anggota DPD RI asal NTT itu mengatakan, jemaat GMIT saat ini sudah mencapai lebih dari 1 juta orang dengan jumlah pendeta lebih dari 1000 orang.

Bupati Rote Ndao Leonard Haning dalam sambutannya mengatakan, Rote Ndao sebagai daerah terdepan NKRI di Selatan harus mendapat perhatian dari pemerintah pusat. “Kami bersatu dengan masyarakat membangun dari pinggiran dan seirama dengan program nawacitanya Bapak Presiden,” katanya.

Acara pembukaan Sidang Sinode GMIT ke 33 itu dihadiri sekitar enam ribuan orang itu dihadiri pula oleh Wakil Gubernur NTT Benny A. Litelnoni, Ketua DPRD NTT H. Anwar Pua Geno, Anggota DPD RI Abraham Paul Liyanto, mantan Wagub NTT Esthon L. Foenay, Danrem 161 Wirasakti Kupang Brigjen. TNI. Hery Wiranto, Kasdam X Udayan Brigjen. TNI. Hadi Kusnan, dan sejumlah Anggota DPRD NTT dan Pimpinan serta anggota DPRD Kabupaten Rote Ndao.(LTL/SP)

Pos terkait