Pemaksaan Leluhur Oleh Timses Esthon Chris Tidak Etis

Kupang, Savanaparadise.com,-  Pernyataan Ketua Tim Sukses Esthon Foenay- Christian Rotok, Yonathan Nubatonis mendapat kriikan yang luat biasa dikalangan masyarakat NTT. bahkan hampir sepekan lebih Pernyataan Nubatonis yang memaksa leluhur untuk memenangkan Esthon-Chris terus menjadi polemik ditengah masyarakat.

Bacaan Lainnya

Pengamat Sosial Politik dari Universitas Katolik Widya Mandira, Mickael Rajamuda Bataona menilai pernyataan tersebut adalah sesuatu yang keliru dan ngawur. Mikael beralasan karena leluhur tidak bisa disejajarkan dengan manusia karena alam dan leluhur adalah keramat dan terhormat.

” Pernyataan Nubatonis sebagaimana dilansir media, yang isinya bernada perintah kepada leluhur dan alam untuk mengikuti apa yang dikehendakinya bisa dibaca secara simbolik sebagai semacam ketidaktepatan berpikir  atau apa yang disebut sebagai kerancuan berpikir dan sesat pikir,” kata Mickael ketika dihubungi SP, 12/10.

Mickael mengatakan Mungkin saja bagi Nubatonis hal yang ia maksudkan adalah benar, namun perlu dipahami bahwa ketika ritual itu dibuat di ruang publik apalagi untuk perjuangan politik, pernyataan apa pun akan berimplikasi luas juga.

Dikatakannya bahwa pemaknaan terhadap pernyataannya itu bisa beragam dan berdampak negatif.secara antropologis, siapapun harusnya memahami bahwa manusia adalah mikrokosmos sedangkan alam dan leluhur adalah makrokosmos.

”  Di mana, siapa pun kita, entah pejabat, tetua adat, elit ataupun rakyat biasa, sebagai manusia, kita tetap harus  memosisikan diri selaras dengan alam dan leluhur. bukan sebaliknya memerintah atau “mengancam” mereka sebagai yang lebih besar dari kita. Kita berhubungan dengan mereka selalu lewat ritus atau ritual,” kata Mickael.

dijelaskannya Ketika ritual dilakukan, manusia sebenarnya  sedang menunjukan keterbatasan dan kekurangannya sebagai manusia. Sehingga alam dan leluhur bahkan Pencipta diminta hadir untuk membantu menguatkan prjuangan manusia.

Tetapi ketika alam dan leluhur yg oleh masyarakat sudah dipersepsi sebagai  kekuatan yang melampaui manusia, justru diperintah, maka manusia yang melakukan hal tersebut secara sadar sedang menunjukan diri sebagai yang berkuasa atas alam dan leluhur.

” Sebab sebagai yang melampaui manusia, alam dan leluhur tidak bisa diperintah. Inilah yang secara logika bisa sebut sebagai kesalahan berpikir. Atau dalam bahasa sederhananya disebut  ‘ngawur’. Karena alam dan leluhur tdk bisa diletakan lebih rendah dari manusoa dn masyarakat. Alam dn leluhur adalah sesuatu yg keramat dn dihormati masyarakat” jelasnya.(SP)

Pos terkait