Penangkapan AS, Esthon Bercerita tentang Film Hongkong

esthon foenay ketika mendampingi prabowo subianto pada suatu kesempatan di kupang
esthon foenay ketika mendampingi prabowo subianto pada suatu kesempatan di kupang

Kupang, Savanaparadise.com,- Ketua DPD Gerindra NTT, Esthon Foenay memang dikenal sebagai sosok yang sering melucu dalam forum-forum resmi. tak hanya itu Mantan Wakil Gubernur NTT ini kadang menyelipkan pesan-pesan tak terungkap pada setiap cerita atau lelucon dalam setiap kesempatan.

ketika bertemu dengan beberapa wartawan ketika mengkonfirmasi soal penangkapan AS, sabtu, 24/10, Esthon mengaku prihatin dengan kasus yang menimpah kadernya. padahal AS kata Esthon merupakan seorang kader yang baik dan ringan tangan pada setiap orang.

Bacaan Lainnya

” kalau saya lihat perilakunya (AS-red), orangnya suka bergaul, baik hati juga. dia senang membantu banyak orang. hal-hal seperti ini juga kadang-kadang harus kita cek, ricek dan kroscek,” kata Esthon dengan wajah Sumringah.

Esthon kemudian bercerita soal Film laga Mandarin yang sempat ditontonnya semalam pada sebuah stasiun Televisi swasta. Film tersebut kata Esthon memberi Inspirasi dan Aspirasi bagi dirinya. Dalam Film itu menurut Esthon, ada seorang pemuda yang sedang memperbaiki atap rumah karena bocor. pada kesempatan yang bersamaan dalam rumah tersebut ada seorang ibu yang

sedang mandi dikamar mandi. tiba-tiba korslet dan pemuda itu membongkar genteng lalu lompat turun dan selamatkan ibu tersebut.

” dua-duanya dalam keadaan telanjang. memang ibu dalam kamar mandi jadi telanjang to. yang membantu ini dia tukang listrik jadi bajunya setengah telanjang tapi robek-robek, karena ketika turun dari atap to,” cerita Esthon yang disimak secara serius oleh wartawan.

Tiba-tiba orang-orang mulai berdatangan lalu menemukan pemuda dan ibu tersebut dalam kondisi telanjang. kebetulan dalam kerumunan tersebut ada intel.

” namanya film juga to, lalu ada yang bilang, ini akibat pemerkosaan, dia bilang bukan periksa baik-baik dulu dan tanya dulu sama dia. sonde bisa tanya ko maitua ada semaput na. pada akhirnya film tetap film juga to,” kata Esthon disambut gelak tawa para wartawan. Bercermin dari cerita Film tersebut kata Esthon kalau mau di analisa sesuai fakta, buktinya mereka memang ditangkap dalam keadaan satu telanjang dan satunya setengah telanjang karena compang camping.

” ini yang membuka aspirasi kita bahwa segala sesuatu harus dianalisa baik-baik. jangan sampai ada beberapa pengalaman ada yang di tahan, di periksa-periksa tidak ada perkara.contoh lainnya seperti tokoh dari NTT Almarhum Edy Nelu yang diperiksa karena tuduhan korupsi pada akhirnya juga tidak ada yang dikorupsi juga to,” kata Esthon.

Kisah Film Sinema Mandarin yang ditontonya kata Esthon hanya sekedar film belaka. tapi mempunyai pesan yang kuat bahwa dalam momentum atau peristiwa apa pun sikap kritis dan analitis harus ada.

” tapi ini juga bukan ada indikasi pembelaan, tapi kepercayaan kepada polisi supaya betul ada bukti dan terbukti, kita juga akan proses sesuai dengan peraturan yang berlaku tidak ada keragu-raguan lagi,” kata Esthon.(SP)

Pos terkait