Bank NTT Tetap Bertumbuh Ditengah Resesi Ekonomi, Optimis Raih Laba 308 Miliar

 

Kupang,Savanaparadise.com,- Pandemi Covid-19 telah memporak porandakan perekonomian Nasional. Hal itu juga berdampak hingga ke daerah-daerah. Sektor jasa keuangan serta Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) juga tiarap karena pemberlakuan karantina wilayah.

Berbagai terobosan strategis sudah dilakukan oleh pemerintah pusat maupun pemerintah daerah untuk memulihkan perekonomian nasional. Hal yang sama juga dilakukan oleh kalangan perbankan bersinergi dengan pemerintah untuk membantu memulihkan perekonomian. Salah satu yang dilakukan adalah relaksasi kredit.

Pandemi Covid-19 memamg momok yang menakutkan bagi sektor jasa keuangan dan perbankan. Meski demikian Bank Pembangunan Daerah (BPD) NTT tetap bertumbuh.

Pendapatan bank-bank negara maupun bank swasta serta bank pembangunan daerah semakin terhimpit di tengah rendahnya permintaan kredit dan ketidakmampun untuk meningkatkan pemasukan berbasis komisi atau fee based income.

Meski demikian PT Bank NTT  pada tahun 2020 mencatatkan perolehan laba secara year on year (YoY) Rp 302 Miliar. Selain itu Bank NTT juga berhasil menunjukan kinerja positif mulai dari peningkatan Dana Pihak Ketiga (DPK), tabungan, giro, deposito dan nilai aset yang saat ini mencapai Rp15,932 Triliun.

Berdasarkan realitas peningkatan ini,  Direktur Utama Bank NTT, Hary Aleksander Riwu Kaho mengatakan tingkat kepercayaan masyarakat NTT terhadap Bank NTT cukup tinggi.  Pandemi Covid-19 kata dia telah memberi dampak yang luar biasa, Beberapa Bank baik itu bank Himbara (Himpunan Bank Negara), Bank swasta asing maupun Bank swasta nasional.  Itu dampak dari pandemi Covid-19 laba mereka terkoreksi hingga 40 %.

” Itu datanya ada bahkan data dibeberapa media juga ada. Kita puji Tuhan hanya terkoreksi juga hanya tidak terlalu dalam. Kita terkoreksi dibawah 10 %.  Dan karena kondisi sangat berdampak luas tidak saja bagi perbankan tapi juga dibidang ekonomi, kesehatan dan sosial yang berdampak pada rantai ekonomi dan jasa keuangan Perbankan maka dalam konsultasi dan revisi bisnis  bersama Bapak Gubernur NTT selaku pemegang saham pengendali tidak lagi diberi target laba 500 Miliar tetapi 308 miliar,” kata sosok yang akrab disapa Alex Riwu Kaho ini pada acara Media Gathering akhir tahun bersama para Wartawan di Restoran Suka Ramai Kupang, belum lama ini.

Ia optimis pada akhir tahun 2020 ini target 308 miliar bisa tercapai meski terkoreksi 10 persen dari target yang sudah ditetapkan.

Untuk Card kata dia saat ini berdasarkan hasil asesment, Bank NTT berada pada level 6. Seharusnya minimum itu berada pada angka 11 tapi bank NTT berada pada posisi 20 hingga 23 persen card.  Dijelaskannya Salah satu rasio yang digunakan untuk menilai risiko likuiditas yaitu loan to deposits rati (LDR). LDR kata dia  merupakan rasio antara besarnya seluruh volume kredit yang disalurkan oleh bank dan jumlah penerimaan dana dari berbagai sumber.

” LDR Bank NTT itu berada pada angka 89. sehingga likuiditas kita masih sangat mampu untuk mengantisipasi jika sewaktu-waktu terjadi kejadian diluar yang kita harapkan,” jelasnya.

Sumber dana bank pada umumnya berasal dari dana pihak ketiga yang dihimpun bank kemudian disalurkan dalam bentuk kredit. Rasio LDR yang rendah mengindikasikan banyak dana yang menganggur yang belum disalurkan dalam kredit, namun kualitas likuiditas baik. Sebaliknya, apabila rasio LDR tinggi berarti penyaluran dana dalam bentuk kredit optimal, namun kemampuan likuiditas bank kurang baik. Tingkat LDR merupakan indikator kesehatan bank dalam menjalankan operasinya.

Dikatakannya lebih lanjut Bank NTT memiliki visi, yakni menjadi Bank yang sehat, kuat dan terpercaya serta misi yakni menjadi pelopor penggerak ekonomi rakyat; Menggali sumber potensi daerah untuk diusahakan secara produktif bagi kesejahteraan masyarakat NTT; Meningkatkan sumber pendapatan asli daerah; Mengoptimalkan fungsi intermediasi bank melalui penghimpunan dan penyaluran dana kepada masyarakat dalam bentuk kredit.

“Untuk mencapai visi dan misi itu, maka kedepan sudah dikonsepkan beberapa langkah strategis, seperti revitalisasi SDM, restrukturisasi organisasi, refocus bisnis, sentralisasi reporting dan elektronifikasi/digitalisasi layanan. Termasuk mendesain sejumlah program unggulan yang siap diluncurkan dan menjadi brand image Bank NTT,” paparnya.

Dari sisi permodalan, Bank NTT akan berkoordinasi dan membangun komunikasi dengan pemiliknya sehingga dukungan permodalan juga tentu menjadi komitmen dan tanggungjawab bersama. Kreatifitas untuk menemukan strategi-strategi yang cerdas, efisien, agar Bank NTT tetap menjadi bank terbaik, dan maksimal dalam mendukung mimpi-mimpi besar Gubernur NTT untuk menjadikan Bank NTT sebagai bank devisa.

Tahun 2021 Bank NTT kata dia  sudah melakukan persiapan baik SDM, maupun dari sisi SOP. Pada akhir tahun 2020 manajemen Bank NTT juga mulai berbenah menuju Bank Devisa di 2022 sesuai Rencana Bisnis Bank NTT Tahun Buku 2021 – 2023.

 Bank NTT Go To TKB 2

Aleks Riwu Kaho menjelaskan hal utama yang perlu dibenahi sesuai penilaian dari Otoritas Jasa Keuangan NTT adalah perbaikan TKB atau Tingkat Kesehatan Bank NTT dengan jargon “GO TKB 2” yang saat ini berada pada posisi Peringkat Komposit 3 (Cukup Sehat) menjadi Peringkat Komposit 2 (Sehat) di tahun 2021.

“Perbaikan Tingkat Kesehatan Bank ini merupakan syarat untuk menunjang kegiatan usaha seperti transaksi derivative pada Bank Devisa, sehubungan dengan itu maka wajib hukumnya selama 18 bulan sebelum menjadi Bank Devisa Tingkat Kesehatan Bank NTT harus Sehat,” paparnya.

Ada beberapa point yang menjadi perhatian penting untuk perbaikan Tingkat Kesehatan Bank yang tengah dipersiapkan Bank NTT yaitu Peningkatan Modal Rp.3 Triliun, Perbaikan GCG, Perbaikan Profil Risiko, Peningkatan Rentabilitas. Untuk mewujudkan Bank NTT menjadi bank yang sehat, bank devisa, serta memberi kontribusi positif bagi peningkatan pembangunan di daerah, maka manajemen tidak bisa bekerja sendiri, melainkan lewat sinergitas dengan berbagai pihak.

“Ada sejumlah strategi bisnis yang sudah dirancang, dan segera diluncurkan. Sedangkan di satu sisi, Bank NTT pun dituntut bertindak professional dalam menurunkan Non Performing Loan (NPL) atau kredit macet,” ungkapnya.

Untuk menangani masalah ini, salah satu cara yang dipakai adalah dengan memanggil debitur-debitur yang tidak kooperatif. Tak terbatas disitu melainkan Bank NTT pun bekerjasama dengan lembaga yudikatif, yakni dengan pengadilan, kejaksaan dan kepolisian.

Dari sisi internal pun, manajemen melakukan training serta berbagai pelatihan untuk memperkuat SDM demi menjaga agar tidak terjadinya gratifikasi dan fraud serta berbagai tindakan yang menyalahi etik maupun aturan perbankan.

“Terkait semangat ini, Bank NTT sudah melakukan penertiban terhadap sejumlah oknum, dan ada yang berproses di internal,” jelas mantan Direktur Pemasaran Dana ini.

Selain itu, dalam waktu dekat Bank NTT juga tengah mempersiapkan performa baru dari sisi tekhnologi perbankan, yaitu transformasi Mobile Bank NTT menjadi B Pung Mobile. Selain tampilan digital yang lebih user friendly, ada juga tambahan fitur baru yang lebih mempermudah transaksi Nasabah secara online.

“Dan bagi nasabah tercinta, kami pun menghadirkan program Special Over Akhir Tahun 2020 Cash Back Tabungan Flobamora. Ini tak lain merupakan pemberian pada saat momen HUT NTT dan special bulan Desember menjelang Natal dan Tahun Baru 2021, dengan cara membuka tabungan Flobamora Bank NTT dan menambahkan saldo di Tabungan Flobamora Bank NTT,” jelasnya.

Tak hanya itu, manajemen pun sangat konsern dengan keamanan likuiditas dan memastikannya aman hingga akhir tahun 2020. Bank NTT pun ikut memfasilitasi penyaluran Dana PEN dari Kemenkeu melalui Program Kredit Multiguna Bank NTT yang dikhususkan untuk ASN.

Bank NTT pun meluncurkan program penyaluran Kredit Merdeka, bunga 0% jangka waktu 12 bulan, Merdeka Bunga, Merdeka Agunan Merdeka Rentenir dan mendapat Jaminan dari BPJamsostek serta memberikan layanan Kredit Pemilikan Rumah (KPR) GEBYAR HUNIAN bunga 6,75% bekerjasama dengan REI yang sekarang sedang menyelenggarakan EXPO di Lippo Mall dan akan berakhir hingga 20 Desember mendatang.

“Bank NTT pun merasa penting untuk menjaga kepercayaan nasabah terhadap bank ini, sehingga diperkuatnya sector hubungan dan komunikasi dengan public, sehingga dimaksimalkannya fungsi kehumasan dalam mendukung Revitalasi Informasi berimbang,” tuturnya.

Di penghujung tahun ini, tambahnya, segenap manajemen akan terus berupaya untuk menghadirkan perubahan-perubahan dalam berbagai layanan perbankan. Riwu Kaho pun optimis, dengan dukungan seluruh masyarakat NTT, pihaknya mampu mewujudkan visi menjadikan Bank NTT sebagai pemenang di tingkat regional.

Untuk diketahui, kondisi terkini, Bank NTT memiliki 24 kantor cabang, 42 kantor cabang pembantu, 67 kantor kas, 54 USPD, 19 payment point, 13 kas mobil dan satu kantor pusat, dengan kinerja Bank NTT posisi November 2020 Aset Rp.16,298 T, Kredit Rp.10,739 T, DPK Rp.12,457 T, Laba Rp.267 M.

“Masih banyak pekerjaan besar yang menanti di tahun depan. Karena itu, Bank NTT menyadaribahwa pekerjaan-pekerjaan besar itu tidak akan mungkin terlaksana, tanpa sinergitas yang baik dengan semua pihak, termasuk media,”kata dia.(SP/Advertoria)

Pos terkait