Bekerja Tanpa Upah, Kesejahteraan Nakes Sukarela di Ende di Abaikan, Vitalis Kako: Nanti Kita Coba Usulkan di Tahun Mendatang

Ende, Savanaparadise.com,- Sungguh memprihatinkan nasib Tenaga Kesehatan Sukarela (TKS) di Kabupaten Ende. Walaupun sudah sekian lama bekerja, kesejahteraan mereka kurang diperhatikan secara baik oleh Pemerintah.

Banyak diantara mereka bekerja se­cara sukarela tanpa upah atau insetif lainnya. Mungkin ada yang be­ranggapan bahwa karena tenaga kesehatan “suka” “rela”, sehingga soal insetif mereka di abaikan.

Hingga kini nasib Nakes sukarela di Kabupaten Ende sema­kin tak menentu. Disatu sisi mereka dituntut untuk profesional dalam bekerja, disisi lain nasib mereka terkatung-katung.Jangankan Gaji, Upah dan insetif tidak diterima.

Mes­ki nasib malang menimpa mereka, panggilan moral untuk melayani masyarakat akan kesehatan tetap di utamakan.  mereka tetap mendedikasikan diri untuk Negara dan masyarakat.

Rasa prihatin terhadap nasib Nakes sukarela juga di utarakan oleh sesama Nakes yang sudah diangkat jadi PNS.

Mereka turut kelukan soal insetif Nakes sukarela yang kurang diperhatikan. Apalagi menurut mereka, Nakes sukarela juga sama-sama berjuang merawat, melakukan tracing demi memutuskan mata rantai penyebaran Covid-19.

Sepertinya Nakes sukarela yang bekerja di puskesmas tidak seberuntung dengan Nakes sukarela yang bertugas di Desa-desa. Karena mereka di danai dari Dana Desa (DD).

Semestinya dalam situasi Negara sedang berjuang memerangi penyebaran virus corona, Nakes sebagai ujung tombak dalam menghadapi pandemi ini, kesejahteraannya perlu diprioritaskan Pemerintah.

Hal ini seperti yang di utarakan Ketua Komisi II, Yulius Cesar Nonga, ketika diwawancarai SP, Jumat, (16/7/21).

“Saya pikir ini mesti menjadi prioritas dan perhatian utama dari Pemda dalam mensuport penanganan-penanganan di bidang kesehatan agar lebih baik lagi”, kata politisi PKB ini.

Yulius menjelaskan kalau Pemda mau membayar insetif Nakes hari ini, maka ruang itu ada di Pemerintah itu sendiri karena refocusing itu sendiri adalah kewenangan Pemerintah.

Sejauh ini belum ada kepastian mengenai nasib mereka. Terlebih bagi Nakes sukarela di puskesmas-puskesmas yang sama-sama terjun kelapangan, mencegah penyebaran Covid-19.

Untuk menjawab semua kemelut yang di alami oleh Nakes sukarela, media SP kemudian menemui Plt. Kadis Kesehatan Kabupaten Ende, Vitalis Kako. Ketika ditemui di ruang kerjanya, Senin, (19/7/21), kepada SP Ia menjelaskan mengenai insetif tenaga sukarela di Kabupaten Ende, terkhusus yang bekerja di puskesmas yang berbesic kesehatan, baik itu perawat ataupun bidan cukup banyak belum diberi insetif.

Namun, kata Vitalis yang diperbantukan selama masa pandemi Covid-19 ini, pihak Dinkes mengambil tenaga sukarela yang berada di lima puskesmas yang ada dalam kota.

Menurutnya mereka-mereka ini diambil untuk bekerja melancarkan, membantu selama masa pandemi, terutama bagi masyarakat yang menjalankan isolasi terpusat di stadion marilonga.

Dari lima puskesmas tersebut, terang Vitalis setiap puskesmas masing-masing sebanyak 3 Orang Nakes sukarela.

Dan dari 3 orang itu, tambahnya kami menempatkan mereka di stadion marilonga untuk mengontrol pasien yang menjalankan isolasi terpusat dengan menggunakan shift.

“Shift itu diatur sedemikian rupa sehingga mereka tidak rutin sampai dengan 1X24 Jam. Dan mereka itu kami beri dengan sedikit insetif. Tapi insetif ini hanya terkhusus untuk mereka yang 15 Orang yang bekerja di stadion marilonga”, katanya.

Vitalis mengakui bahwa Nakes sukarela yang bekerja di luar stadion marilonga yaitu di puskesmas-puskesmas tidak mendapat insetif. “Mereka itu tidak ada insetif atau dengan sebutan sukarela yang tidak mendapat upah”, tuturnya.

Jadi, katanya hingga saat ini kami pun lagi berpikir tentang nasib mereka dan berusaha untuk memperjuangkan nasib mereka di DPR lewat Bapak Bupati supaya tenaga sukarela yang ada di 26 puskesmas kalau bisa ditahun 2022 mereka juga diakomodir dan diberi insetif walaupun sedikit.

“Secara jujur bahwa hari ini kita boleh katakan bahwa mereka bekerja secara cuma-cuma tanpa ada upah”, bebernya.

Ditahun 2021 ataupun di bawah tahun 2021, kata dia kami belum mengusulkan insetif untuk Nakes sukarela.

“D itahun 2021 ini dan baru terjadi di bulan Juli, baru di usulkan Nakes sukarela yang 15 Orang. Nanti kami coba usulkan di tahun 2022 karena untuk saat ini belum tentu kita usulkan, apalagi dengan jumlah nakes yang begitu banyak. Karena waktunya tidak cukup untuk kita usulkan sekarang, minimal usulan itu harus kita sampaikan dari awal”, jelasnya.

Menurutnya apabila di ususlkan sekarang lewat APBD perubahan, belum tentu diakomodir karena jumlah tenaga sukarela yang demikian banyak.

“Apalagi refocusing inikan hanya untuk kepentingan dalam upaya penanganan virus corona dan menekan angka positif tadi”, ucapnya.

“Untuk saat ini kita hanya ambil 15 Orang Nakes sukarela dan didalam juga di ikut sertakan dengan 6 Orang tenaga sopir”, tambanya.

Penulis: Chen Rasi

Pos terkait