Cicit HOS Tjokroaminoto Keberataan Eyang Buyutnya Jadi Ikon Partai

Jakarta, Savanaparadise.com,- Cicit H. O. S Tjokroaminoto, Aulia Tahkim Tjokroaminoto yang juga merupakan salah seorang Wakil Ketua Ormas Syarikat Islam menyampaikan keberataannya jika sosok eyang buyutnya dijadikan ikon partai politik.

Menurutnya, Tjokroaminoto adalah milik semua golongan, milik bangsa Indonesia bukan milik kelompok tertentu ataupun partai tertentu.

Sebelumnya, Cicit Tjokroaminoto ini yang akrab disapa Wily memberikan apresiasi atas niat baik dan inisiatif Agus Jabo Priyono selaku Dewan Pimpinan Pusat Partai Rakyat Adil Makmur (DPP PRIMA) dan partainya untuk menjadikan gagasan H.O.S Tjokroaminoto sebagai inspirasi gerakan politik.

Willy pun meminta Agus Jabo dan PRIMA tidak menjadikan sosok HOS Tjokroaminoto sebagai ikon partainya.

Menanggapi keberatan keturunan H.O.S Tjokroaminoto, Agus Jabo Priyono memberi keterangan kepada sejumlah media pada Minggu, 14/3. Dalam keterangannya ia menyatakan menghormati permintaan tersebut. Namun menurut Jabo terdapat kesalahpahaman terhadap niat dirinya dan PRIMA.

Bahkan Jabo juga menyatakan, dirinya dan PRIMA sama sekali tidak hendak mengklaim sosok H.O.S Tjokroaminoto sebagai milik kelompoknya.

Justru, menurutnya PRIMA ingin mengangkat kembali, memperkenalkan kembali gagasan H.O.S Tjokroaminoto agar bisa menjadi gagasan bersama bangsa Indonesia, gagasan yang mempersatukan unsur-unsur progresif dalam memperjuangkan Indonesia adil makmur.

Jabo menceritakan, PRD sebagai inisiator PRIMA dalam dekade terakhir berupaya menggali pemikiran para tokoh bangsa.

“Kami belajar bagaimana tokoh-tokoh bangsa kita dahulu, para perintis kebangkitan nasional, tidak menelan bulat-bulat filsafat progresif dan teori perjuangan dari bangsa-bangsa Barat, tetapi berupaya membangun sintesis, mendudukkan filsafat dan teori-teori perjuangan itu ke dalam konteks masyarakat Indonesia,” kata Jabo.

Selain itu, Jabo mengatakan kami belajar dari Sukarno, Tan Malaka, Mohammad Hatta, Sutan Syahrir, Johanes Leimena, Amir Syarifuddin, dan tentu saja H.O.S Tjokoraminoto dan para tokoh bangsa lainnya.

Dari pemikiran mereka, tambahnya kami sadar bahwa sosialisme, bahwa corak kehidupan ekonomi, politik, dan sosial budaya berbasis gotong royong itu adalah sejatinya jiwa orang Indonesia yang relijius. Jadi gagasan itu bukanlah barang asing.

Ia menjelaskan maksud dirinya dan PRIMA mengangkat kembali gagasan-gagasan H.O.S Tjokroaminoto dan para tokoh bangsa lain memiliki dua tujuan.

Pertama, untuk mengingatkan bangsa Indonesia bahwa sejatinya jiwa bangsa kita bukanlah liberal kapitalistik.

Tujuan yang kedua adalah mengajak insan politik Indonesia untuk kembali mengedepankan politik gagasan.

Menurut Jabo, salah satu sebab politik Indonesia kian transaksional dan bersandar kepada pembiayaan oleh para oligark adalah karena para politisi sudah meninggalkan pentingnya gagasan-gagasan besar sebagai landasan berpolitik.

Di akhir keterangannya, Jabo menegaskan dan memberi jaminan bahwa PRIMA tidak akan mengklaim sosok HOS Tjokroaminoto sebagai milik kelompoknya. PRIMA akan menyebarluaskan gagasan dan keteladanan perjuangan Tjokroaminoto, Sukarno, Hatta, Syahrir, Tan Malaka, dan tokoh bangsa lainnya agar menjadi kesadaran dan sumber keteladanan bersama kekuatan-kekuatan politik di Indonesia dan bangsa Indonesia secara keseluruhan. (*/SP)

Pos terkait