Kita Sehati Siapkan Anggaran Renovasi Rumah Adat di TTU, Anggarannya Rp 40 Juta

Kefamenanu, Savanaparadise.com- Rumah adat bagi orang Timor adalah simbol religiositas kepada Tuhan sang pemberi kehidupan dan tempat penghormatan kepada para leluhur. Rumah adat juga merupakan tempat spritual untuk bersyukur kepada leluhur dan menyelaraskan hubungan manusia dengan alam.

Selain sebagai tempat peribadatan, rumah adat juga memiliki fungsi untuk menyimpan bahan makanan juga untuk tempat tinggal.

Bacaan Lainnya

Paket Kita Sehati (Kristiana Muki-Yosef Tanu) akan menyiapkan anggaran untuk merenovasi rumah-rumah adat yang ada di TTU. Anggaran yang disiapkan adalah Rp. 40.000.000, untuk setiap rumah adat yang akan direnovasi.

” Kita akan siapakan anggaran senilai Rp 40 juta untuk setiap rumah adat. Kita harus memberikan perhatian terhadap rumah adat,” kata Yosef Tanu ketika melakukan kampanye terbatas di desa Fatunisuan, Kecamatan Miomaffo Barat, Kamis, (19/11/2020) petang.

Ia mengatakan perhatian terhadap rumah adat merupakan amanat undang-undang. hadirnya Undang Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah memberi amanat untuk memperhatikan masyarkat adat.

Ia mengatakan renovasi rumah adat sebagai upaya untuk melestarikan dan menjaga keaslian rumah adat agar tidak terlupakan.dikatakannya lebih lanjut, renovasi rumah adat merupakan kewajiban seluruh elemen masyarakat TTU agar tetap menunjukan eksistensinya sebagai corak budaya daerah.

Dalam kaitannya dengan penguatan budaya lokal, Ia mengatakan pihaknya akan mendorong budaya Atoin Meto dalam kurikulum pembelajaran. Budaya Atoin Meto akan dimasukkan dalam pelajaran Muatan Lokal (Mulok).

” Budaya Atoin Meto harus diajarkan agar tetap lestari. Kita akan mendorong dan memfasilitasi sanggar-sanggar seni yang bernuansa budaya. Kenapa kita harus lestarikan?, supaya kita hidup dengan jati diri. Kita lestarikan budaya Atoin Meto sebagai sebagai ciri khas,” kata mantan Kabag Umum setda Kabupaten TTU.


Tepis Isu Politik Dinasti

Sementara itu Kristiana Muki pada kesempatan itu mengatakan pencalonannya di Pilkada karena perintah partai. Ia menepis isu politik dinasti yang dihembuskan oleh lawan politiknya. Ia mengatakan sebagai kader partai ia wajib tunduk pada perintah partai.

Tawaran dari partai Nasdem kata dia sudah berulang kali ditolaknya. Ia tetap memilih berkarya di Senayan untuk masyarakat TTU.namun partai terus mendorong dirinya agar maju dalam pilkada.

” Kabupaten TTU bukan kabupaten kerajaan. Sehingga dikatakan politik dinasti,” ujarnya.

Hal yang sama juga disampaikan oleh Yuliana Bae, Fungsionaris partai Nasdem TTU ketika melakukan kampanye terbatas di desa Saenam, Kecamatan Miomaffo Barat.Ia mengatakan Partai nasdem mencalonkan Kita Sehati dengan sebuah alasan untuk menang.

Dijelaskannya hasil survey yang dilakukan oleh partai lain, Kristiana Muki memiliki tingkat elektabilitas paling tinggi. Survey yang ke dua juga begitu.suvey tersebut dilakukan oleh partai lain. Artinya kata dia masyarakat TTU berkeinginan Kristiana Muki jadi pemimpin.

” Dalam proses itu, mama Kristiana menolak untuk maju karena mau berkarya di DPR RI untuk masyarakat TTU. Partai terus meyakinkan mama Kristiana untuk maju. Namun mama Kristiana tetap menolak. Hingga pada akhirnya mama Kristiana bersedia karena perintah partai,” jelasnya.

“Kalau mau ada perubahan di TTU, pilih perempuan untuk jadi bupati TTU. Kami meminta bantuan mama-mama dan bapa-mama untuk memilih paket kita sehati untuk perubahan TTU. Jangan pernah remehkan kalau perempuan jadi pemimpin. Perempuan kalau tidak ada maka semua tidak ada,” ujarnya.

Hadir dalam kampanye terbatas tersebut, puluhan masyarakat desa Fatunisuan dan Ketua DPS Nasdem TTU, Tasi Yosed serta pengurus partai Nasdem Kabupaten TTU, . Terpantau kampanye terbatas itu mengikuti protokol kesehatan Covid-19. Peserta kampanye menggunakan masker. Tim kampanye Kita Sehati terlihat membagikan masker kepada masyarakat yang hadir.(SP)

Pos terkait