Kunker ke SDK Tonggo Kecamatan Nangaroro, Wabup Nagekeo Minta Para Pihak Perlu Memperhatikan Kualitas Pendidikan Anak

Mbay, Savanaparadise.com,- Di setiap kunjungan kerjanya ke sekolah- sekolah, Wakil Bupati Nagekeo, Marianus Waja langsung meninjau ke setiap ruangan kelas, perpustakaan dan juga laboratorium (pada tingkat SMP), di dampingi kepala sekolah, komite dan para guru kelas untuk melihat kondisi secara riil.

” Saya ingin melihat secara langsung kondisi fisik sekolah dan ingin bertemu langsung dengan para pendidik, Ketua Komite dan Kepala Desa. Kita sekarang sudah masuk di era reformasi pendidikan dan saya ingin mengingatkan bagaimana kita mendidik anak secara baik”, kata Wabup Marianus dalam Kunkernya di SDK Tonggo Kecamatan Nangaroro, Rabu (4/8/21).

Bacaan Lainnya

“Hampir disetiap ruangan pintu kelasnya bermasalah kebanyakan kuncinya rusak parah, ada yang lantainya rusak, jendelanya tinggal kosen saja, meja banyak rusak. Saya minta ini diperbaiki yang rusak-rusak jangan tunggu proyek, komite dan kepala desa harap bantu dan dampingi ini dan setelah diperbaiki itu harus dirawat dengan baik”, tambah Wabup.

Khusus untuk perpustakaan sekolah, menurut Wakil Bupati Marianus Perpustakaan bukan gudang buku tapi
di perpustakaan itu anak mau dapatkan inspirasi dari membaca buku.

“GLOBE dan peta dunia letakan di dalam ruangan kelas. Jangan menumpuk di perpustakaan. Ini bukan gudang.
Perpustakaan itu ditata supaya anak merasa nyaman untuk membaca. Masuk perpustakaan itu Silentium” diam tidak boleh bicara. Anak bisa dapatkan inspirasi dari buku bukan dari teman atau dari guru itu terjadi di ruangan kelas. Buku mata pelajaran dibagikan kepada siswa, lebih baik buku itu rusak karena dibaca dan anak pintar daripada tetap bagus tersimpan disini anak tidak dapat apa apa”, pintanya.

Wakil Bupati berharap agar para pendidik memperhatikan kompetensi minimal peserta didik pada setiap level/ jenjang pendidikan.

” Kelas 1 sampai kelas 3 harus tuntas calistung…Kelas 1 wajib membaca lancar, Kelas 2 wajib bisa menulis dengan baik dan benar. Kelas 3 bisa berhitung dengan tepat, (kali bagi, tambah kurang.) Kelas 4 anak bisa membaca dengan benar dan paham. Kelas 5 mampu menceritakan kembali dengan kalimat dan bahasa sendiri dengan tidak menghilangkan isi cerita. Anak bisa berimajinasi. Kelas 6, tidak ada silabus baru, anak mengulang materi dan siap diri untuk ujian akhir. Harus disaring betul.
Jika tidak bisa mencapai kompetensi minimal tersebut anak jangan naik kelas.
Lebih baik tidak naik kelas daripada tidak lulus, karena tidak lulus akan lebih beban psikologis nya”, tegasnya.

Lebih lanjut Wakil Bupati mengatakan kita berupaya meningkatkan mutu pendidikan kita dan sungguh – sungguh berjuang supaya hidup anak anak menjadi lebih terarah.

Tanggung jawab pendidik itu sangat berat.
Karena itu, kata Marianus komunitas pendidik, saya minta untuk ambil bagian, Camat, Desa,Komite, guru termasuk suami dan istri para guru.

Marianus menjelaskan komunitas pendidik bertanggung jawab atas pengelolaan, keberlanjutan sekolah ini dan mendidik siswa supaya benar benar bisa melanjutkan tata kelola negara ini secara baik ketika kedepan kita tidak berdaya.

Bertanggungjawab menciptakan lingkungan sosial yang kondusif dimulai dari diri kita masing masing.

Jika suami yang suka judi pesan sama suami stop berjudi. Kalau masih berjudi kamu stop jadi guru. Karena apa??? Kita mendidik moral anak. Bagaimana kita mendidik tentang kebenaran, moral dan tauladan yang baik kalau guru sendiri tidak benar. Anak menjadi tidak percaya apa yang diajar guru karena mama ajar nya bagus tapi suami kita berjudi.

Atau bapak guru, capek ngajar di sekolah istrinya kesana kemari tidak jelas..belum lagi mama guru menjadi malu karena dipukul suaminya. Pandangan ini akan membuat anak menjadi tawar hati.

Saya bukan berkotbah tapi saya ingin apa yang saya sampaikan ini ditindaklanjuti

Dalam kunjungan kerja ke SDK Tonggo kali ini, Marianus menyebutkan bahwa mutu pendidikan kita buruk sekali. Salah satu faktor adalah belum terbangunnya hubungan yang baik antara kepala sekolah dengan para guru, komite dan pemerintah desa.

“Kinerja para guru mempengaruhi kinerja kepala sekolah. Semua kita saling mendukung supaya sungguh sungguh membangun hubungan persaudaraan. Ketika konflik sangat mempengaruhi psikologis anak didik”, beber Marianus.

Bapak/Ibu guru urus anak- anak manusia yang punya otak untuk berpikir, punya hati untuk merasa juga peduli dengan orang. Sehingga, Ia minta kepala sekolah benar benar kenali para guru secara dekat sehingga ketika ada persoalan bisa dengan mudah untuk dicarikan solusi karena kita tau persoalannya.

Marianus juga meminta agar para guru mampu kenali siswanya dengan baik, itu menjadi penting. Karakter tiap anak berbeda beda.

“Pandanglah siswa sebagi anak kandungmu. Dekatilah dan kenali mereka satu persatu. Dengan kita mengenal mereka kita bisa jalankan tugas kita dengan baik..
Para guru harus memiliki komunikasi batin yang baik dengan para peserta didik dan para guru”, saran Marianus.

Menurutnya Ketika kita mencintai dan sayang mereka mereka anak pun mencintai kita dan mendengar apa yang kita mau.

Menurutnya lagi Iklim lingkungan hidup juga tetap dijaga. “Saya minta agar halaman ini bisa hijau ditumbuhi rumput jangan biarkan gersang seperti ini. Halaman berdebu juga tidak baik bagi anak didik. Ruang kelas dibersihkan benar dihiasi secara baik layak ruang pesta. Ciptakan suasana yang nyaman bagi anak”, pintanya sekali lagi.

Soal kesehatan, Wakil Bupati katakan Camat dan kades dekati kepala puskesmas untuk lakukan pemeriksaan kesehatan secara rutin. Apabila ada penyakit menular dapat segera terdeteksi sedini mungkin sehingga tidak menjadi wabah bagi yang lainnya.

“Cek anak makan pagi atau tidak karena tidak makan pagi berakibat pada menurunnya konsentrasi anak di kelas”, imbunnya.

Wabup menegaskan tidak boleh berbicara tentang keburukan anak ke luar sekolah, kalau ada masalah agak berat. sampaikan dengan orangtuanya. Tidak boleh mendropout kan anak. sama saja kita menurunkan IPM kita.

Wakil Bupati berharap agar kepada peserta didik juga di ajarkan bagaimana melestarikan budaya Nagekeo.
Ada menganyam, menenun dan juga kesenian tradisional, juga bagaimana mendidik anak berorganisasi dimana anak perlu didampingi.

Untuk diketahui, SDK Tonggo jumlah Guru 9 (ASN 4 Honor 5). Untuk guru negeri (ASN) akan ditambahkan 1 orang.
Jumlah Rombel 6.

Kepala Sekolah ajukan proposal minta bantuan keuangan ini sekolah Khatolik milik yayasan nanti ditandatangani kades dan kepala desa untuk rehab gedung yang rusak, perlu ada tambahan rak perpustakaan dan buku karena yang ada sangat minim.

Turut hadir saat giat, Sekcam Nangaroro Hilarius Betu, Pengawas SD Winibaldus Soba, Kepala Desa Tonggo Klaudius Moi, Ketua Komite Arkadius Siga, Plt. Kepala SDK Tonggo Maria T. Mbindi S.Pd, SD serta para guru.

Sesudah dari SDK Tonggo, Wakil Bupati melanjutkan kunjungan kerjanya ke SDN Ndetunura, SMPN Satap 2 Podenura dan SDI Ndetu.

Penulis: Fardyn Bay

Editor: Chen Rasi

Pos terkait