Relawan Dompet Dhuafa Buka Dapur Umum Untuk Korban Banjir Bandang di Adonara

Waiwerang, Savanaparadise.com,- Akibat banjir bandang yang meporak porandakan Wilayah kecamatan Adonara Flores Timur, banyak warga yang hingga kini masih mengungsi. Baik di rumah kerabat yang tidak terdampak genangan banjir maupun pos-pos pengungsian.

Hujan deras yang mengguyur sejak kamis (1/4) hingga sabtu(3/4) telah mengakibatkan sebagian besar wilayah Adonara Timur tepatnya di Desa Waiburak dan Kelurahan Waiwerang Kota masih terendam banjir, bahkan hingga hari 12.30 masih banyak titik genangan air pada banjir lupur batu kayu.

Kejadian tersebut tentu menggerakkan sejumlah relawan untuk terjun dalam proses evakuasi dan penanganan banjir kali ini, salah satunya Dompet Dhuafa.

Pemantauan lapangan, para relawan yang tergabung dalam Dompet Dhuafa, membuka 4 titik posko yang menjadi konsentrasi penanggulangan bencana yakni Man waiwerang 163 jiwa, Pondok wahidyah 20, Kantor Desa Lamahala 30 jiwa SD Inpres 41 Jiwa.

Muhidur Rahman Dai Dompet Dhuafa ketika di temui media SP di posko Man Waiwerang mengatakan bawah Dompet Dhuafa meyediakan minum hangat berupa penyedian kopi teh dan air hangat serta cemilan. Dompet Dhuafa terus bergerak merespon banjir di Waiwerang Kecamatan Adonara Timur.

Hingga berita ini diturukan Arelawan Dompet Dhuafa sudah membuka dapur umum dan mulai menyiapkan makan malam untuk Warga yang mengungsi di empat posko

Salah satu korban banjir badang Hilarius Belawa Werang, Warga RT.19/RW. 08 Lingkungan Riang Muko ketika disambangi media, ia mengatakan bahwa kami sangat berterimakasi kepada Dompet Dhuafa yang sudah dua hari membantu kami, melayani kami di posko Man Waiwerang.

“Semoga amal dan kebaikan teman-teman selau diberi rejeki dari Tuhan yang Maha Esa”, tuturnya.

Lanjut Hila bahwa kami sangat berharap kepada pemeritah untuk memberikan respon kepada korban banjir badang.

“Kami sangat membutukan pakian baju, celana, perlengkapan mandi, obat-obat, kebutuhan anak dan logistik berupa bahan makanan, kami sangat membutukan karena kami hidup dari nol rumah dan harta beda kami sudah tidak ada lagi”, ungkap Hila

Sementara itu Bapak Johan juga berharap agar respon pemerintah cepat tangap darurat bencana banjir badang karena sudah hari kedua ini belum ada tanda-tanda angin segar dari pemerintah.

“Fasilitas yang serba terbatas membuat para pengungsi mulai mengalami masalah kesehatan. Bahkan beberapa pengungsi yang menderita sakit-sakit yang menyebabkan pasien tersebut harus di dilakukan perawat khusus”, tutup Johan.

Pantauaan media, nampak di posko Man Waiwerang warga banyak yang tidak memiliki masker padahal masih dalam keadan Pandemi .

Penulis: Pangke Lelangwayan

Pos terkait