Rumah Sakit di NTT Ketiadaan ADP dan VTM Hadapi Coronavirus

 

Kupang, Savanaparadise.com,- Sejumlah Rumah Sakit di NTT masih ketiadaan Alat Pelindung Diri (APD) dan Viral Transport Media (VTM) untuk menghadapi Coronavirus. Ketiadan ini tidak saja di NTT tapi secara nasional juga mengeluhkan hal yang sama.

“ Pemerintah Pusat dalam hal ini Kementerian Kesehatan RI yang beberapa waktu lalu; kami berkoordinasi dengan Sekjen Pak Oskar Permadi. Kami sudah sampaikan permintaan dari NTT walaupun sampai saat ini NTT masih negative Covid-19. Tetapi melihat fluktuasi dan frekuensi kenaikan ODP kita harus antisipasi dari sekarang,” kata Kepala Dinas Kesehatan NTT, dr Dominggus Mere kepada wartawan, Minggu, 22/03/2020.

Ia mengatakan ketersediaan APD menjadi hal mutlak yang dikeluhkan dari teman-teman di lapangan. Sehingga provinsi juga selalu berkoordinasi dengan para pihak. Karena Bapak Gubernur telah menyediakan penganggaran untuk menyediakan APD dimaksud.

“Kita sudah berkoordinasi dengan para pihak tetapi kondisi nasional hingga saat ini belum memungkinkan untuk seluruhnya bisa kita peroleh. Kalau kita lihat di media tadi malam, sudah ada pesawat yang dikirim oleh Pemerintah Indonesia ke China dan mudah-mudahan dengan sekembalinya pesawat TNI itu ke Indonesia; kebutuhan APD dan lainnya bisa terpenuhi. Tentunya Kementerian Kesehatan akan mendistribusikan ke seluruh rumah sakit yang ditunjuk maupun rumah sakit yang tidak ditunjuk untuk bisa memperoleh APD untuk teman-teman agar mereka bisa bekerja dengan tenang di sarana-sarana pelayanan kesehatan yang ada,” katanya.

Terkait VTM, dokter Domi juga mengaku telah berkoordinasi dengan Badan Litbang Kesehatan “Tetapi karena seluruh Indonesia membutuhkan hal yang sama maka untuk sementara petugas kita belum bisa keluar dari NTT. Karena sudah dikeluarkan keputusan untuk tidak kesana sehingga kita meminta bantuan teman-teman yang ada di Jakarta untuk secepatnya bisa mengurusnya dan mengirimkan ke Kupang,” harap dokter Domi.
Hal-hal lain sebut dia, yang perlu dipersiapkan antara lain adalah yang berkaitan dengan kepatuhan terhadap kebijakan social distance.

“Kebijakan ini harus betul-betul diterapkan tidak untuk wacana saja,” kata dia.
Mengapa ? Karena kata dokter Domi, penularan Covid-19 tidak saja berdasarkan bersin maupun lontaran dari carier pembawa virus tetapi sudah ke arah aktivis.

“Penyebaran bisa melalui udara Karena itu rawan sekali terutama berkumpul dalam jumlah yang banyak dalam satu ruangan apalagi tidak ada sirkulasi udara. Jarak teman-teman wartawan masih terlalu rapat berdirinya,” ujar dokter Domi, member contoh sambil melihat ke arah berdiri rekan-rekan media pers.

“Hal ini penting untuk kita ingatkan, tidak tertutup kemungkinan teman-teman bisa carier juga, atau juru bicara bisa carier juga. Oleh karena itu, sudah beberapa hari kami menggunakan masker supaya tidak menularkan kepada teman-teman apabila kami juga carier pembawa misalnya,” tambah dia.

Pada bagian lain, dokter Domi menyampaikan apresiasi kepada TNI dan Polri yang telah bekerja untuk menyadarkan masyarakat. “Kita harus memberikan apresiasi kepada petugas TNI/Polri karena mereka sudah bekerja dengan memberikan pencerahan kepada masyarakat; ada yang melalui kendaraan roda empat dan ada juga yang menggunakan roda dua. Mereka menggunakan microphone. Ini semua penting untuk kita lakukan.

Peran-peran seperti ini harus terus kita lakukan sampai pada akhirnya penyakit ini sudah tidak ada di muka bumi,” tandasnya. (Valeri Guru/Kasubag Pers dan Pengelolaan Pendapat Umum Biro Humas dan Protokol Setda Provinsi NTT)

Pos terkait