SMK Swasta Reformasi Plus Panen Perdana Komoditi Jahe

Kupang, Savanaparadise.com,– Sekolah Menengah Kejuruan Swasta Pertanian dan Perikanan Reformasi Plus yang berlokasi di Noelbaki, Kabupaten Kupang, Nusa Tenggara Timur, pada Sabtu (10/07/2021) melakukan panen perdana komoditi Jahe Gajah dan Jahe Merah. Pada tahap ini terdapat sekitar 5000-an pohon di areal 3000 meter persegi.

Budidaya tanaman jahe sudah dilakukan sejak November 2020. Dalam konteks sekolah pertanian, boleh dikata sekolah ini menjadi pelopor budidaya jahe di NTT. Bagaimana tidak, budidaya komoditi Jahe tidak umum bagi sekolah pertanian.

Inisiatif tersebut didasari kesadaran bahwa Jahe adalah komoditi yang tidak sulit dibudidaya serta cocok di daerah kering NTT. Jahe tidak butuh air banyak, yang penting kelembapan tanah terjaga. Terlalu basah pun Jahe akan mudah busuk atau terserang hama penyakit.

Fakta lain, hingga detik ini Indonesia masih impor Jahe dalam jumlah besar. Sehingga jika budidaya Jahe bisa dilakukan dalam jumlah besar, minimal kita bisa memenuhi kebutuhan Jahe dalam negeri. Bukan tidak mungkin, masa mendatang kita bisa intensif ekspor Jahe.

Kepala SMKS Pertanian dan Perikanan Reformasi Plus, Alfan Better Days Dethan, S.Pd.K, menyambut baik panen yang dilakukan.

“Kami senang karena para siswa belajar pengalaman baru budidaya Jahe”, katanya melalui pers release yang diterima Redaksi SP, Selasa (13/7/21).

Menurut dia selanjutnya pihaknya sedang mempersiapkan pengolahan Jahe menjadi produk olahan seperti teh, bubuk, kopi jahe, permen, sabun, minyak jahe dan semacamnya.

Harapannya, sekolah berperan mempersiapkan para siswa menjadi enterpreneur yang kreatif memanfaatkan potensi dari komoditi-komoditi yang dibudidaya sekolah.

Lebih lanjut, kepala sekolah muda dan enerjik ini menambahkan, kami mengapresiasi Pangan Republik yang selama ini bermitra untuk memperkuat Jahe sebagai salah satu tanaman budidaya sekolah.

“Ada beberapa komoditi khusus yang sedang dan akan kami budidaya kedepannya.” tutupnya.

Pada kesempatan yang sama, Founder Pangan Republik, Aulora Modok mengungkapkan pangan Republik bangga atas pencapaian SMK Reformasi Plus, berani budidaya komoditi khusus seperti Jahe, yang belum tentu dilakukan oleh sekolah sejenis. Sekolah punya visi yang kuat.

“Saya sering mendorong orang untuk menanam Jahe baik di pekarangan rumah atau pada lahan besar”, ungkapnya.

Selain beragam nilai kemanfaatan, menurutnya budidaya Jahe sangat potensial sejak ratusan tahun lalu. Jahe merupakan raja rimpang. Tidak pernah berhenti dibutuhkan oleh dunia.

Ia menyebutkan NTT sendiri belum banyak pembudidaya Jahe. Di pulau Jawa, budidaya Jahe dilakukan ratusan hingga ribuan hektar, namun tetap belum mampu memenuhi kebutuhan Jahe dalam negeri.

Detik ini, kata dia hanya Cina yang berhasil memenuhi kebutuhan Jahe dunia.

Aulora menegaskan, budidaya Jahe yang selama ini kami lakukan baik skala sendiri maupun dengan mitra, menggunakan bibit lokal.

“Komitmen kami mendukung pembudidaya lokal. Terbukti bibit lokal lebih cocok dan tahan hama penyakit”, jelasnya.

Dipenutup ia berharap kiranya NTT mampu memenuhi kebutuhan Jahe nasional. Mampu menopang industri kesehatan dan kecantikan berbahan dasar Jahe, dan mendorong lahirnya brand lokal dengan produk-produk terbaik. (SP/Ag/18Oa)

Pos terkait