Sofyan Koerniawan Tata Taman Budaya NTT Jadi Destinasi Wisata Seni Kriya dan Pagelaran Budaya

 

Kupang, Savanaparadise.com,- Pasca dilantik sebagai Kepala UPTD Taman Budaya NTT, Drs. Sofyan Koerniawan, MM terus melakukan terobosan strategis. Salah satu yang dilakukannya adalah Festival Bambu yang melibatkan komunitas dan sanggar sanggar budaya yang ada di Kota Kupang dan sekitarnya.

Terobosan yang paling menarik adalah pementasan tarian kolosal Nusa Bungtilu pada peringatan hari raya kemerdekaan Republik Indonesia ke 75 di alun-alun rumah jabatan Gubernur NTT. Pada saat itu UPTD Taman Budaya menampikan 3 tarian.

” Sasaran utama saya adalah mensukseskan visi misi Bapak Gubernur NTT yaitu NTT Bangkit NTT Sejahterah di sektor Pariwisata untuk mendukung destinasi wisata. Karena itu setiap minggu taman budaya akan melakukan aktivitas yang berkaitan dengan pagelaran seni budaya, ada hiburan, ada kegiatan peningkatan dan pelatihan. Ini memang tantangan besar tapi saya akan tetap semangat mau bekerja pasti akan bisa,” kata sosok yang akrab disapa Sofyan ini kepada SP, Rabu, 02/09/2020.

Ia mengatakan semua pihak baik komunitas dan sanggar-sanggar akan dilibatkan dalam upaya penataan Taman Budaya destinasi Wisata baru dibidang event, seni budaya dan seni kria.

” Setiap minggu pasti akan ada kegiatan karena sebelumnya di Taman Budaya kegiatannya setiap dua tiga bulan baru ada kegiatan. Tapi kali ini kita akan membuat terobosan dengan membuat kegiatan atau pagelaran seni setiap minggu,” kata Sofyan.

Ia mengatakan dukungan DPRD NTT juga sangat tinggi terhadap eksistensi UPTD Taman Budaya sebagai laboratorium dan lokus pagelaran seni budaya. Ia mengatakan hal ini bisa dilakukan karena saat ini Ia didukung oleh banyak staf yang ideal atau kompetensinya bagus di bidang seni.

Pada kesempatan itu Sofyan mengatakan UPTD sementara menyelenggarkan Festival Bambu. Festival tersebut kata Dia melibatkan berbagai komunitas.

” Kita selenggarakan selama 4 hari. Kita awali dengan workshop untuk melihat karakter mereka dalam menuangkan seni murni dalam bentuk sketsa ke miniatur. dari miniatur ke penerapan dalam bentuk karya,” jelasnya.

Festival Seni bambu tersebut kata dia mengambil thema Seni Bambu Terikat Erat Dalam Keteraturan di Ruang Baru. Ia mengatakan festival itu juga melibatkan 80 orang seniman kreatif se Kota Kupang.

Ia mengatakan pelaku pelaku budaya selama ini terisolasi karena situasi pandemic Covid-19. Namun pandemic tersebut kata dia tidak membuat para pelaku budaya terisolaso karya dan inovasinya dan mereka tetap berkarya dalam ruang mereka.

” Festival ini merupakan stimulan-stimulan dalam mendukung para pelaku budaya. Setelah New Normal kita tetap berpatokan pada protokol-protokol kesehatan,” katanya.(SP)

 

Pos terkait