Wabup Nagekeo Berharap Pelatihan KLSPS Bernilai Guna Bagi Peserta

Mbay, Savanaparadise.com,- Wakil Bupati Negekeo, Marianus Waja berharap pelatihan Kebersihan Lingkungan, Sanitasi, dan Pengelolaan Sampah (KLSPS) di Destinasi Pariwisata bernilai guna bagi peserta pelatihan.

Hal ini dikatakan Wakil Bupati, Marianus pada saat membuka dengan resmi pelatihan Kebersihan Lingkungan, Sanitasi dan Pengelolaan Sampah di Destinasi Pariwisata.

Bacaan Lainnya

Kegiatan ini dilaksanakan di Kampung Wisata Pajoreja, Desa Ululoga, Kecamatan Mauponggo, Kamis, (21/10 2021).

Dikatakan Wabup Marianus bahwa pariwisata menjadi salah satu sektor yang mendukung pencegahan stunting melalui kegiatan-kegiatan pelatihan dalam kegiatan yang “on the spot tourism training” dimana subjeknya adalah masyarakat yang langsung terlibat dalam menyediakan rumah sehat/hmestay, memperhatikan kebersihan rumah dan lingkungannya termasuk didalamnya toilet yang sanitatif.

Sehingga, kata Wabup Marianus dengan adanya kegiatan ini peserta diharapkan mampu menterjemakan di Desa/kelurahan masing – masing tentang cara hidup sehat, rumah yang bersih dan indah yang akan berdampak pada penurunan angka stunting.

Beliau juga berharap kegiatan ini dapat berdampak baik kepada para peserta pelatihan.

“Saya akan cek. Pelatihan ini harus punya dampak. Akan ada dampak tambahan pendapatan dari hasil kerja kita”, tegasnya.

Kepala Bidang (Kabid) Kelembagaan dan Sumber Daya Pariwisata, Blasius M. Ajo Bupu, ST dalam laporan panitia yang dibacakannya mengatakan salah satu sektor strategis dan potensial yang dimiliki Kabupaten Nagekeo adalah sektor pariwisata.

Kabupaten Nagekeo memiliki berbagai macam potensi pariwisata yang dikembangkan untuk peningkatan kesejahteraan masyarakat. Antara lain daya tarik wisata alam, daya tarik wisata sejarah/purbakala, wisata budaya, atraksi seni tradisional, penelusuran gua gua peninggalan tentara Jepang.

Pengembangan Pariwisata dengan pendekatan partisipasi perlu mendapat perhatian terutama dalam konsep pembangunan pariwisata jangka panjang atau sering disebut dengan pariwisata berkelanjutan..( sustainable tourism).

Kabupaten Nagekeo termasuk 1 dari 10 Kawasan Strategis Pariwisata Nasional (KSPN) Labuan Bajo Flores yang sangat potensial sebagai daerah tujuan wisata.

Saat ini peran Stakeholders Pariwisata dalam menggalakan program pelatihan kebersihan lingkungan sanitasi dan pengelolaan sampah di destinasi masih sangat sedikit dan belum memiliki dampak yang maksimal.

Hal tersebut dikarenakan Sumber Daya Manusia ( SDM) di bidang pariwisata belum memiliki skill pengelolaan. Padahal ini sangat urgen dilakukan sehingga wisatawan yang datang berkunjung dapat menikmati fasilitas yang di sediakan dalam keadaan bersih,sehat, indah dan mampu mengelolah sampah secara baik.

Di katakan pula bahwa pembinaan dan pelatihan SDM pariwisata perlu dilakukan untuk meningkatkan kualitas produk dan pelayanan wisata karena secara langsung akan menentukan mutu produk dan layanan wisata. Artinya peningkatan kualitas SDM menjadi salah satu kunci untuk memenangkan persaingan global yang semakin kompetitif.

Pemerintah Kabupaten Nagekeo melalui Dinas Pariwisata cq. Bidang Kelembagaan dan Sumber Daya Pariwisata menyelenggarakan Pelatihan Kebersihan Lingkungan, Sanitasi dan Pengelolaan Sampah di Destinasi Pariwisata sesuai dengan menu dan standar biaya yang dituangkan dalam Juknis Dana Alokasi Khusus Non Fisik Kementrian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif RI tahun 2021.

Ini merupakan pelatihan yang ke 4 dari 7 pelatihan yang akan di laksanakan Dinas Pariwisata Kabupaten Nagekeo. Kegiatan tersebut di lakukan langsung di tengah masyarakat dengan tujuan meningkatkan pengetahuan, motivasi dan kemampuan para pengelola daya tarik wisata dan desa wisata dalam melaksanakan kebersihan lingkungan, Sanitasi dan Pengelolaan sampah.

Untuk diketahui, narasumber berasal dari Destination Management Organization ( DMO ) Flores yang berkedudukan di Ende-Flores:
• Ibu Sevnita Saptria Titus,
• Bapak Ferdinand E.K.Radawara,
• Ibu Yudith R. Wangge,
• Bapak Bruno Sanda.

Sedangkan jumlah peserta pelatihan berjumlah 46 orang dengan rincian sebagai berikut:

1. Kecamatan Aesesa: 8 orang ( Desa Labolewa 2, Nangadhero 2, Aeramo 2 dan Marapokot 2 )

2. Kecamatan Aesesa Selatan : 8 orang ( Desa Rendu Tutubada 2, Tengatiba 2 , Wajomara 2 , Langedhawe 2)

3. Kecamatan Wolowae : 6 orang (Desa Anakoli 2, Tendakine 2 orang, Totomala 2 orang.

4. Kecamatan Nangaroro : 3 orang (Desa Bidoa 2 orang, Degalea 1 )

5. Kecamatan Boawae : 14 orang ( Desa Mulakoli, Kelurahan Natanage, Kelurahan Natanage Timur, Nageoga, Dhereisa, Rowa dan Gero masing masing desa/ kelurahan 2 orang )

6. Kecamatan Mauponggo: 7 orang ( Desa Wolokisa 2, Ululoga 3 dan Wolotelu 2 orang)

Metode Pelatihan: 50% Materi, 20% diskusi dan kerja kelompok, 30% Kunjungan lapangan ke Pantai Ena Gera di desa Wolotelu Kec.Mauponggo.

Kegiatan pelatihan ini akan dilaksanakan selama 4 hari sejak 20 Oktober- 23 Oktober 2021.

Penulis: Fardin Bay

Editor: Chen Rasi

Pos terkait